Tips menjadi Daiyah yang Sukses


Tips menjadi Daiyah yang Sukses ?

Alhamdulillahirobbil alamin, pada kesempatan kali ini penulis dapat melanjutkan lagi aktivitas nge-blog yang sebelumnya sempat terhenti, mohon maaf banget buat yang sering, eh bukan sering jugak sih tapi pernah seliweran di blog ini dan postingannya itu-itu mulu (maap kalok kepedean ini mah for your information ajaah :’). InsyaAllah penulis akan menerbitkan tulisan-tulisan dakwah dan berbagai hal bermanfaat lainnya di sejumlah sosmed penulis seperti akun ini, Fb : Retno Santi Selviana, ataupun di Instagram: retno_sants disetiap hari Jum’at, InsyaAllah.
Baik langsung saja,  kali ini penulis akan mereview beberapa sub-bab di dalam buku yang berjudul “Kiprah Dakwah Muslimah”, judul sub-babnya akan penulis beritahu dipemaparan materi nantinya. Buku ini ditulis oleh Abdullah Bin Ahmad Al’Alaf Al-Ghamidi, yang diterjemahkan oleh Amar Syarifuddin, dan diterbitkan oleh Pustaka Arafah-Solo. Jumlah halaman ini sekitar 218 halaman. Buku ini memiliki 17 sub-bab pembahasan, dan yang paling menguntungkan harga buku ini cukup terjangkau, alhamdulillah.


 Sebenarnya penulis tidak mengenal mengenai penulis buku ini ataupun penerjemahnya, bahkan keterangan mengenai penulis buku tersebut tidak dijelaskan, kalo ukhi wa ukhti tau silahkan komen di bawah yaps! Dan jugaa tulisan ini pun tidak ada niatan untuk mengiklankan buku tersebut sebenarnya. Tapi, tapi.. setelah membaca buku ini, penulis merasa bahwa isi buku ini sudah selayaknya untuk diketahui oleh orang banyak, khususnya oleh muslimah yang sedang berjuang meniti jalan dakwah. 
Mengapa penulis berkeinginan untuk meriview buku ini ? Alasannya tehh, karena buku ini sangatlah menarik dan sangat direkomendasikan kepada pembaca muslimah, btw sama seperti penulis yang juga muslimah, hehehe. Buku ini sangat khusus membahas tentang kiprah dakwah yang harus diemban oleh muslimah, tips menjadi juru dakwah muslimah yang sukses, motivasi agar para muslimah senantiasa tegar meniti jalan dakwah, nasihat dan pengarah bagi juru dakwah muslimah, dan masih banyak hal lain yang harus diketahui oleh muslimah mengingat dimasa kini banyak permasalahan dakwah terhadap kaum wanita yang seharusnya lebih efektif jika diselesaikan oleh para wanita pula. Sehingga bila dilakukan kepada sesama wanita maka akan lebih leluasa karena batasan-batasannya tidak seketat yang bukan mahromnya (laki-laki).

Allah SWT berfirman :

“Dan hendaklah ada diantara kalian sekelompok orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran:104)

Langsung saja kita mulai yuuk,
Sub-bab “Tips Menjadi Daiyah yang sukses”
 Daiyah yang sukses adalah daiyah yang memiliki ilmu yang benar dan manhaj yang lurus. Tolok ukur kesuksesan sesungguhnya adalah mengutamakan kepentingan akhirat dan tercapainya ridha Allah sebelum dunia, baik dakwahnya diterima oleh manusia ataupun ditolak. Jika dakwah telah sesuai dengan syariat Allah dan keluar dari hati yang tulus maka buahnya adalah kesuksesan.
Lalu, dasar-dasar pemikiran bagaimanakah agar para daiyah dapat meraih sukses dunia maupun akhirat ?
1.      Memulai dari Diri Sendiri
Inilah yang ditempuh para Nabi sebelum mulai berdakwah kepada orang lain. Berdakwahlah secara bertahap dimulai dengan memperbaiki diri pribadi, kemudian  kepada keluarga orang-orang terdekat, dan masyarakat pada umumnya.
Dengan memulai dakwah dari diri sendiri, kita akan dapat banyak pengalaman loh. Kita akan tahu bagaimana caranya untuk terus istiqomah mempertahankan ibadah kita, menghadapi pasang surutnya iman, dan suka duka saat mempertahankan pendirian dari cercaan orang-orang sekitar yang ngga suka sama perubahan kita. Dengan begitu, saat kamu ingin mengajak dan mendampingi temanmu untuk berhijrah kamu sudah tau tips dan triknya untuk bertahan. Ajib banget kan !

2.      Berbekallah dengan Ilmu
Ilmu yang pertama kali harus dimiliki adalah ilmu tentang Allah, ilmu yang membuatmu semakin cinta kepada-Nya sehingga setiap kegiatanmu di bumi Allah ini sesuai dengan tuntunanNya. Kemudian selanjutnya adalah ilmu tentang sirah (perjalanan hidup) dan sunnah hamba yang paling dicintai Allah, Muhammmad SAW, dan ikutilah dia.
Kemudian pelajarilah urusan-urusan agamamu, awali dari yang terpenting hingga yang penting, dengan bantuan para ulama agar mereka membimbingmu menuju jalan itu.
Jika kita mencermati kondisi orang-orang yang mendapat gelar dai maupun daiyah pada saat ini, banyak kita temui fakta tentang kurangnya ilmu baik yang mereka pelajari ataupun yang mereka ajarkan. Terkadang kita terlalu “sembrono” untuk menentukan batas minimal untuk kriteria daiyah. Hingga banyak yang diberi gelar daiyah tapi sebenarnya tidak pantas dengan gelar tersebut. Kita harus memperhatikan sumber ilmu, dan kecerdasannya dalam perihal agama.
Dalam hal ini penulis tidak bemaksud menyinggung dai daiyah tersebut dan tidak ingin mematahkan semangat para muslimah untuk berdakwah, menurut penulis apabila kita belum mampu untuk menjadi daiyah, maka kita bisa menjadi perantara mereka atau istilahnya menjembatani.  Dengan cara apa ? dengan cara menyebarkan ilmu-ilmu bermanfaat dari orang-orang yang telah kita anggap mampu tersebut, lewat video dan semacamnya. Sehingga kegiatan membumikan dakwah tidak terhenti sampai disini.

3.      Akhlak
Akhlak adalah agama pergaulan. Nabi senantiasa murah hati kepada objek dakwahnya. Alangkah pentingnya akhlak yang baik tersebut. Jauhilah sifat pura-pura, munculkanlah karaktermu yang sebenarnya. Karena jika kamu memperbaiki akhlakmu sebelum kamu terjun ke dunia dakwah, maka kamu akan mendapat restu dari Allah.

4.      Apa manhaj perjuanganmu ?
Jadikanlah washatiyah (bersikap tengah-tengah) sebagai manhaj, jauh dari sifat berlebihan dan sifat meremehkan. Rujukannya adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, dan perjalanan hidup generasi terbaik umat ini, mempermudah tidak memersulit, optimis dengan kebaikan, menentukan “planning” untuk mendapatkan yang lebih baik setelah mengetahui kaidah-kaidah ilmunya, dan mengetahui kenyataan di lapangan dan memahami sunnah-sunnah kauniyah Allah.

Tujuan kita adalah kemaslahatan umat dan bersatunya barisan serta satunya kalimat. Dengan demikian bukan berarti pendapatmu tidak berguna, tapi maksudnya adalah jangan sampai kita memaksa orang lain menerimanya dan berpaling dari mereka yang menyelisihi. Karena kecintaan terhadap sesama mukmin harus tetap ada walaupun berbeda pendapat. Selama perbedaan tersebut tidak menyelisihi Al-Quran dan As-Sunnah.
Okay baiklah, cukup sekian.. pembahasan buku ini akan dilanjutkan di post berikutnya, stay tune every Friday !

Wassalam~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tes Wawancara Bahasa Inggris SMA

Manakah yang Terbaik, Gap Year atau Kuliah di Pilihan Kedua ?