Manakah yang Terbaik, Gap Year atau Kuliah di Pilihan Kedua ?


Manakah yang Terbaik, Gap Year atau Kuliah di Pilihan Kedua ?


 Hai, apa kabarmu hari ini ? jangan lupa bahagia ya !

Aku tahu, kamu mencari artikel ini karena kamu sedang bingung menentukan langkahmu, apakah harus menunda setahun kuliah (gap year) karena alasan tertentu atau tetap mengikuti perkuliahan  di prodi yang bukan pilihan utamamu. I know how your feeling teman, aku pun dulu bernasib sama sepertimu yang terjebak di fase ini. Kalian pasti tahu bahwa keputusan yang akan kamu pilih menenetukan masa depanmu jadi jangan ragu untuk meminta pendapat dari orang-orang seperti orang tua ataupun psikolog.

Kenapa orang tua ? tentu dong kamu mau melihat mereka bangga bukan ? Coba dengarkan apa yang mereka inginkan, lalu pikirkan. Pendapat mereka penting karena mereka tahu seperti apa kondisi lapangan pekerjaan saat ini. Sudah banyak melewati getir dan manisnya kehidupan. Jangan lupa juga restu Tuhan itu ada di orang tuamu ya. Mereka adalah salah satu bagian dari hidupmu yang harus kamu bahagiakan.

Selanjutnya kenapa psikolog ? karena beliaulah yang mampu dalam bidangnya untuk menentukan minat dan bakat kamu. Tolong jangan langsung berpikiran negatif karena harus ke psikolog ya, mereka andal banget untuk bisa memecahkan masalahmu, jangan berpikiran bahwa ke psikolog hanya saat kamu merasa psikopat, bipolar, depresi ya haha. Kemudian soal biaya, insyaAllah ga terlalu mahal teman, ga semahal masa depanmu tentunya. Tahun 2019 aku tes minat bakat di psikolog sekitar 400 – 500 ribuan. Aku menyarankan kesana tentu ada alasannya yaitu gara-gara kesana aku jadi tahu potensi otakku ini seperti apa, dulunya aku ingin masuk prodi pendidikan geografi tetapi ternyata setelah dicek aku lebih baik masuk ke prodi bidang biologi seperti ilmu murni, farmasi, keperawatan, dan kedokteran, nah hal ini yang sudah mengubah mindsetku agar bisa belajar sesuai dengan bakat yang aku punya dan dijamin kamu ga bakalan salah prodi deh.

Selain itu, yang ga kalah penting adalah keinginan pribadimu tentunya.  Renungi kata-kata ini, di dunia ini tidak ada seorang pun yang paham bagaimana bola matamu melihat, bagaimana otakmu berpikir, bagaimana badanmu merasa, dan bagaimana hatimu menghadapi situasi. Yang paling mengerti dirimu ya kamu dan Tuhan, yang berhak memutuskan masa depanmu ya dirimu sendiri, ga akan mungkin ada yang mau menggantikan posisimu ketika masalah datang meskipun banyak orang yang turut andil untuk mengambil langkah itu, jadi tolong pikirkan apa yang terbaik untuk hidupmu sendiri. Kesuksesan hidupmu, hanya kamu yang berhak menggapainya.

Mau memilih untuk gap year baik, mau memilih kuliah sambil mempersiapkan ujian lagi di tahun depan juga ga masalah, atau mau menjalani prodi yang kamu dapatkan juga baik, it’s up to you. Tetapi, aku akan membantumu melihat situasi yang mungkin akan kamu hadapi nanti.

1.         Gap year untuk mempersiapkan ujian di tahun depan

Ini mah aku banget gais, aku gap year dengan full belajar. Aku sudah mulai belajar sejak bulan september 2019 dan kemudian tes di bulan Juli 2020. Selama itu aku belajar di salah satu tempat les secara offline, kenapa aku memilih ikut les offline ? karena aku tipe belajar yang harus bertemu guru gais, perlu mendapat temen-temen yang sefrekuensi supaya on fire terus, dan jadwalnya harus tertata ga bisa suka-suka. Dulu sebelum gap year, aku sempet ikut les online tetapi secara pribadi kurang memuaskan hasilnya karena aku sulit untuk disiplin kepada diri sendiri dan gampang nyerah.

Keuntungan yang kamu dapet dari gap year dan full belajar yaitu pikiranmu fokus pada ujian tahun depan, kamu bisa sambil meningkatkan softskillmu seperti ikut kegiatan seminar, menulis, kajian, ataupun les bahasa. Kemudian ga repot mikirin UKT (kalo kamu udah lolos tapi ga ambil) uangnya bisa untuk biaya les, buka usaha, dll. Kamu juga bisa kerja lho. Banyak swalayan dan toko-toko yang mau menerima anak-anak lulusan SMA untuk bekerja, selain kamu bisa menambah uang jajan, kamu juga bisa dapat pengalaman di dunia kerja. Ngumpulin uang buat kuliah ? wah sabi banget.

Tetapi, selain keuntungan tentu ada kekurangan gais. Jadi kalo kamu harus memilih langkah ini kamu harus siap mental karena akan banyak pertanyaan kuliah dimana, kenapa ga kuliah, sibuk apa, dan lain-lain. Sindiran dari tetangga dan keluarga besar kadang mampir juga di telinga, apalagi kalo kamu punya riwayat anak berprestasi pastilah langkahmu ini akan diragukan, jadi keep calm and enjoyed this situation gais. Mereka hanya bisa berbicara tanpa tahu apa yang sebenarnya kamu perjuangkan. Omongan mereka ga akan ada pengaruhnya untuk kesuksesanmu kelak. Anggap aja lagi latihan mental hahaha.

Kemudian kamu akan sering merasa bosan berhadapan dengan buku setiap harinya. Gimana ga bosen kan yah, dua tahun nyiapin UTBK hahaha. Makanya kamu perlu temen-temen yang sefrekuensi supaya bisa on fire terus. Jangan lupa juga buat target, target belajar, target nilai, target kampus impian tentunya. Evaluasi setiap bulannya. Selain itu, kalo kamu memilih bekerja, harus pinter-pinter bagi waktu ya. Tentukan mana yang perlu diprioritaskan. Aku punya temen yang bekerja selama gap year dan kelemahan dia adalah sering ga hadir dalam les karena jadwalnya sering bertabrakan dengan kerjanya dia. Belajar juga ga bisa tiap hari, karena pulang kerja sering kelelahan.

2.         Tetap kuliah untuk mencoba tes lagi di tahun depan

Kalo kamu merasa ingin coba dulu kuliah di prodi yang kamu dapetin ini boleh saja, mungkin ini passionmu sebenarnya, hanya saja kamu ragu terhadap pilihanmu ini. Jalanin aja dahulu siapa tahu memang jalannya disitu. Mengambil apa yang udah kamu terima daripada menunggu yang belum pasti didapat di tahun depan, jika benar kamu gagal, kamu tentu akan kehilangan banyak waktumu. Bukan tidak mungkin jika di tahun depan kamu akan gagal lagi kan ? Kamu pun akan aman dari pertanyaan-pertanyaan orang-orang yang bertanya kamu kuliah dimana. Selain itu, kamu bisa merasakan atmosfer dan suka-dukanya saat menjadi maba untuk bekalmu di tahun depan. Jika memang di tahun berikutnya kamu tidak lolos juga di prodi yang sangat kamu idamkan, kamu hanya perlu meneruskan perkuliahan yang sebelumnya sudah kamu jalani.

Sekilas pilihan ini paling aman. Namun, kamu harus paham dengan konsekuensi yang akan ada didepan mata nanti. Hal pertama yang mungkin akan terjadi yaitu kamu menemukan jawaban bahwa prodi ini bukan benar-benar minatmu. Tidak sedikit temanku saat SMA dulu mengikuti UTBK lagi karena ingin mengejar pilihan pertamanya saat SBMPTN, ada yang karena cita-citanya kuliah di ptn Jawa, ada yang karena ingin pindah prodi, dan ada yang karena keinginan orang tuanya. Parahnya ada pula yang baru sadar saat bertahun-tahun masuk kuliah tetapi baru sadar bahwa ini bukan jalan yang dia inginkan dan pada akhirnya dia menyerah lalu memilih bekerja di profesi yang tidak sesuai dengan prodi saat kuliah.

Hal kedua yaitu mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Tentu hal ini akan terjadi, ketika masuk kuliah akan ada UKT (Uang Kuliah Tunggal) atau biasa disebut SPP, belum lagi jika kamu masuk lewat jalur mandiri, ada uang gedung yang harus kamu lunasin dan jumlahnya sangat tidak sedikit, ada juga uang transport dan uang untuk keperluan tugas saat kuliah. Jika kamu memang berniat untuk mengejar prodi yang kamu mimpikan tolong perhatikan lagi kondisi ekonomi orang tuamu ya dan ajak mereka berdiskusi masalah ini. Hal ketiga yaitu waktu. Waktumu akan terbagi, belajar demi persiapan SBMPTN dan Kuliah, tak jarang ini bikin kamu kelelahan. Kamu harus pintar dalam membagi waktu dan prioritas.

3.         Menjalani kuliah di prodi yang bukan pilihan utama

Kurang lebih seperti poin sebelumnya, tidak menutup kemungkinan bahwa mencoba tes lagi ditahun depan akan berujung kegagalan. Penyebab gagal bisa bermacam-macam bisa masalah dari dalam diri sendiri yaitu kurang motivasi, kurang giat belajar, ataupun bukan minat dan bakatmu di bidang tersebut. Masalah dari luar antara lain referensi belajar yang tidak tepat, masalah keluarga, dan lain sebagainya. Umur kita semakin lama, semakin berkurang. Semakin lama kita akan sadar bahwa masalah pendidikan bukan hanya masalah utama di hidup kita. Masalah finansial, kesehatan, dan keluarga akan kita sadari. Tidak bisa selamanya kita diam di satu fase, kita harus terus bergerak melanjutkan hidup, jangan terlalu banyak membuang waktu. Kadang kala kita harus menerima bahwa cita-cita kita harus gugur, bukan karena kita tidak kuat berjuang, tetapi rencana Tuhan berlainan dengan apa yang kita harapkan. Berusaha menerima kekurangan diri dan takdir Tuhan.

Kuliah di PTN atau PTS terkenal maupun tidak bukanlah tolok ukur kesuksesanmu. Yang menjadi perbedaan adalah skill yang kamu miliki, percuma berkuliah di PTN bergengsi tetapi skill tidak memadai, bolos kuliah, nitip absen, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, tidak bisa berkomunikasi di depan umum, serta relasi yang kurang. Buktikan kepada diri kamu sendiri bahwa kamu bisa menjadi mahasiswa terbaik versi kamu sendiri. Besarkanlah namamu bukan karena kampusmu tetapi karena karya yang kamu punya. Semoga kelak kita bisa mengambil hikmah/pelajaran dari kegagalan ini. Percaya bahwa masing-masing dari kita bisa sukses.

Namun, kamu harus meyakinkan pada diri kamu sendiri bahwa kamu harus berkomiten dan bertanggung jawab atas pilihanmu ini. Jika suatu saat kamu temui kenyataan bahwa prodi ini bukan yang kamu inginkan, tetaplah terus maju dan jalani. Janganlah menyesal terhadap pilihan yang kamu ambil, karena semua ilmu tidak ada yang sia-sia. Hadapi dan selesaikan semua masalah yang ada di depanmu, Tuhan merencanakan takdir ini karena kamu mampu. Tentang pekerjaan tidak perlu khawatir, jika pada akhirnya kamu tidak bisa lagi meneruskan bidang yang kamu pelajari sekarang, banyak pekerjaan yang bisa kamu usahakan, ilmu tidak ada yang sia-sia, penting pula mengasah skill saat kuliah, selama kalian minat dan ngerasa mampu dalam profesi yang didapatkan maka jalani saja. Mungkin background pendidikanmu bisa dijadikan bekal untuk kerjaan/bisnis sampingan. Tuhan memberikan rezeki kepada setiap hambanya, asalkan kita berusaha. Teruslah berkeyakinan akan sukses, jangan patah semangat.

Nah mungkin cukup sekian informasi yang bisa aku berikan. Semoga bisa membantumu untuk menentukan pilihanmu ya. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dari tulisan ini. Semangat terus teman-teman untuk menggapai cita-cita !      

Komentar

  1. Thanks for untain kisahmu dri hati yg tulus untuk bsa sharing pengalaman yg sngt berharga...

    Sharing dikit yaq neng, setiap manusia pnya qodar hidupnya masing2, trkadng ketika diri sendiri ini sdng diposisi terpuruk ex. Gap year yg umumnya org memberikan cap ato pandangan ke kita bahwa tlah gagal dan lemah. Aplgi kita sblmnya prnh punya cap baik sprti berprestasi dijenjang penddkn sblmnya..wajar dong hal it bsa bkin jdi down n pesimis buat diri sndiri...
    Noted: yg harus dilakukan adlah brusaha merubah mindset kita yg slah dri pandangan smua org yg mnjdikan kita down, pnya penguat ini yg sngt diperlukan, maybe support, dll sperti yg udah neng paparkan di atas tdi. And than kmbali ke diri sndiri kita berusaha mampu untuk bljr ikhlas dan bertahan disaat fase ini, dan
    lain orang lain mengatakan fase kegagalan, its no problem. Krna dari kegagalan ini, jika diri ini mampu melewati mka kita Lbih pnya bnyk bekal pnglman dan ilmu yg gak smua orang lain miliki, dan aku sih msh percaya kegagalan it sbgai batu loncatan buat kita untuk mendapatkan kesuksesan nanti. Dan pastinya smuaa bkalan ad hikmahnya. Kita hrus yakin bahwa Tuhan sedang mempersiapkan rencana yg terbaik untuk kita.

    Sorry, aku sharing seperti ini Krena aku jg termasuk sperti dirimu, btw aku jg gap year but smpet satu semester aku pernah lalui sblm akhirnya aku menemukan kenyamanan yg sebenernya...

    Fighting for u yeah...
    So, smua usaha yg dilakukan tidak akan pernah mengkhianati hasilnya...

    This remember, dirimu lebih baik n kuat dri omongan org lain yg gak bermutu, so jngn biarkan dirimu rapuh hnya krna omongan dri org lain yah...

    Be Noted: Selalu Ikhtiar, Do'a plus tawakal...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tes Wawancara Bahasa Inggris SMA

Tips menjadi Daiyah yang Sukses